Meningkatkan Pemahaman Nelayan Tentang Bahaya Sampah Plastik

Hasil gambar untuk sampah plastik        

   Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan juga negara lain di dunia. Di Nusantara, sampah plastik tak hanya dijumpai di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebarluas ke wilayah laut yang luasnya mencapai dua pertiga dari total luas Indonesia. Semua pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam penanganan sampah plastik yang ada di lautan.
Setiap tahunnya, 8 juta ton sampah plastik di buang ke laut. Ada 10 jenis sampah dominan yang ditemukan di perairan, mulai dari puntung rokok, bungkus makanan, botol plastik, kantong plastik, tutup botol, alat rumah tangga yang umumnya sudah rusak seperti cangkir, piring, sendok, garpu, pisau, dsb; sedotan minuman dan pengaduk, botol kaca, kaleng minuman, dan kanton kertas.  Dari kesepuluh jenis sampah tersebut bungkus makanan, botol plastik, kantong plastik, tutup botol, sedotan dan pengaduk, serta sebagian dari cangkir, piring, sendok, garpu, pisau juga adalah plastik;  sehingga tentu saja bagian dari sampah tersebut, plastik merupakan  sampah yang paling dominan.
Sebenarnya sampah plastik tersebut dapat teruraikan yakni dengan proses oleh mikroorganisme tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sampah yang sudah masuk ke dalam perairan pada akhirnya akan berinteraksi dengan berbagai bahan organi, dan akhirnya akan tenggelam, yang selanjutnya perlahan tapi pasti akan diuraikan, sehingga membentuk mikro plastik yang pada akhirnya mendominasi marine debris. Marine Debris sendiri merupakan material padat yang diproses secara langsung ataupun tidak langsung kemudian ke wilayah laut.
 Apakah sampah plastik tersebut memiliki dampak bagi lautan ? Ya, Akibat dari banyaknya sampah tersebut yang menjadi korban pertama adalah ekosistem yang ada di lautan. Banyak biota laut yang merasakan dampak secara langsung dari banyaknya sampah plastik di lautan, mulai dari air yang menjadi kotor hingga racun dari plastik tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan maka kita secara tidak langsung 'membunuh' ekosistem tersebut karena beberapa dampak diatas. Selain ekosistem laut, manusia yang hidup di pesisir pantai pun akan merasakan dampak dari pencemaran sampah plastik ini. Bagi sebagian manusia yang memiliki ketergantungan hidup terhadap laut jelas akan sangat dirugikan oleh pencemaran plastik ini.
Hasil gambar untuk sampah plastik

Adapun jumlah sampah plastik yang lolos ke laut mencapai 1,29 juta ton. Data tersebut setidaknya menggambarkan persoalan darurat sampah plastik di laut yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Jumlah sampah kian bertambah seiring pertambahan penduduk. Plastik berupa bekas botol, kantong keresek, dan kemasan lama-kelamaan menjadi mikroplastik yang sangat berbahaya jika termakan oleh ikan-ikan yang kemudian dikonsumsi manusia.
Apalagi plastik merupakan bahan yang baru akan terurai setelah beratus-ratus tahun. Sekitar 90% dari sampah laut terapung adalah plastik. Karena karakteristiknya yang tahan lama, dapat terapung dan mampu mengakumulasi racun yang ada di laut, plastik sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup biota laut. Salah satu tipe sampah plastik yang ditemukan di seluruh dunia adalah partikel plastik atau nurdles (plastic pellets), yaitu bahan mentah plastik berupa butiran kecil yang diangkut ke pabrik pembuatan plastik untuk kemudian diproses menjadi peralatan makan plastik, mainan dan sebagainya.
Salah satu akibat buruknya adalah plastik sering dikira sebagai makanan oleh burung, ikan dan mamalia laut. Beberapa induk burung bahkan memberi makan anak-anaknya dengan plastik. Ketika plastik dimakan, fauna laut akan merasa kekenyangan, padahal sesungguhnya tidak ada asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh mereka. Akibatnya mereka akan mati kelaparan. Kura-kura laut bahkan salah mengira kantong plastik sebagai ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan fauna ini.
Sampah plastik selain menyebabkan pencemaran, juga bisa mengakibatkan penurunan kualitas perairan, kerusakan ekosistem, lambatnya pertumbuhan ikan dan kerugian ekonomi bagi nelayan serta masyarakat yang bermatapencaharian di sektor pesisir. Kerusakan ekosistem di laut tentunya dapat menghilangkan mata pencaharian nelayan tangkap dan pedagang ikan.
Mengingat usaha kelautan dan perikanan adalah kegiatan berbasis sumber daya alam. Kerusakan lingkungan perairan laut akan menjadi malapetaka, baik saat ini maupun masa depan bila tidak diatasi secara simultan. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan perairan laut merupakan program yang sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas perikanan agar kerugian secara ekologis dan ekonomis tidak semakin menyengsarakan masyarakat.
Maka pengendalaian dan pengurangan sampah plastik di pesisir maupun di laut sangat mutlak diperlukan. menggingat bahaya yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi keberlangsungan ekositem dilaut tersebut, mari kita jaga laut kita dengan baik sebagai bekal bagi anak cucu kita kelak.

Komentar